Selasa, 18 Maret 2014

Hasil Penelitian

PENGARUH  STRATEGI BISNIS TERHADAP  PERSAINGAN BISNIS
ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA  DI MALIOBORO

Latar Belakang
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah sebuah daerah otonomi setingkat propinsi di Indonesia dengan ibukota propinsinya adalah Yogyakarta, sebuah kota dengan berbagai predikat, baik dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata belanja, bahkan yang terbaru wisata malam. Wisata belanja yang dari dulu dan sampai sekarang ini selalu diminati para wisatawan baik domestik maupun mancanegara adalah wisata belanja di kawasan Malioboro. Jalan Malioboro merupakan pusat keramaian di Yogyakarta karena kota ini berada di jantung kota Yogyakarta. Selain itu, Malioboro menjadi tempat yang banyak menyediakan fasilitas perbelanjaan seperti toko. Akan tetapi cirri khas dari jalan ini ditunjukan dari banyaknya jumlah pedagang kaki lima yang memadati hampir di setiap sudut jalan. Banyaknya jumlah pedagang kaki lima di Malioboro cenderung menimbulkan persaingan bisnis di antara mereka.
Persaingan adalah hal yang sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Persaingan perusahaan untuk berprestasi atau mencapai kinerja yang tinggi dengan menerapkan strategi, bertujuan mencapai posisi yang menguntungkan dan kuat untuk membendung persaingan dalam industri. Michael Porter (1980, p.49) menyatakan ada lima sumber kekuatan persaingan yang harus diantisipasi dan dipahami perusahaan, agar dapat menyusun strategi bersaing sehingga mampu memenangkan persaingan. Kelima kekuatan persaingan tersebut adalah ancaman datang dari supplier, ancaman pendatang baru, ancaman dari konsumen, ancaman dari perusahaan yang menghasilkan produk substitusi, dan ancaman dari perusahaan sejenis. Hal ini sebagai gambaran bahwa persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin ketat. Oleh karena itu, manajemen operasi harus dapat menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Perusahaan harus merancang strategi untuk mencapai tujuannya (Kotler,2000), sehingga hasil strategis yang diinginkan berupa daya saing, dan profitabilitas yang tinggi dapat dicapai (Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2001). Berdasarkan hal tersebut, untuk mengatasi persaingan antar pedagang kaki lima di Malioboro diperlukan strategi bisnis tertentu dari pedagang kaki lima sendiri agar usaha bisnis mereka masih bisa berjalan dan berlangsung lama. Hal ini jugalah yang menjadi alasan para penulis melakukan penelitian, para penulis ingin mengetahui strategi bisnis apa yang digunakan oleh pedagang kaki lima di Malioboro dalam mengatasi persaingan.

2Rumusan Masalah :
Apakah ada pengaruh strategi bisnis  terhadap  persaingan bisnis  antar pedagang     kaki lima di Malioboro?
3Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui pengaruh strategi bisnis terhadap  persaingan bisnis  antar pedagang   kaki lima di Malioboro.

4Kerangka Konsep
  Ø  Strategi Bisnis
       Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi  ini  berorientasi  pada  fungsi-fungsi  kegiatan  manajemen,  misalnya strategi  pemasaran,  strategi  produksi  atau  operasional,  strategi  distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
  Ø  Pengertian Strategi Bisnis
      - Tunggal, AW (2004, p121) menyatakan strategi bisnis merupakan dasar dari usaha yang dikoordinasi    dan ditopang, yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan usaha jangka panjang. 
-    -  Menurut  Hariadi (2003, p34) strategi bisnis merupakan rencana strategi yang terjadi pada tingkat divisi    dan dimaksudkan bagaimana membangun dan memperkuat posisi bersaing produk atau jasa perusahaan        dalam industri atau pasar tertentu yang dilayani divisi tersebut.
   - Menurut Craig dan Grant, RM (2003, p127) strategi bisnis adalah kebijakan dan pedoman  yang   menetapkan  bagaimana  sebuah  perusahaan  bersaing  dalam sebuah industri, khususnya basis yang   menjadi landasan dimana dia berusaha untuk membangun satu keuntungan bersaing. Jadi strategi bisnis    yaitu penentuan tentang bagaimana perusahaan akan bersaing dalam bisnis akan bersaing bisnis tertentu         dan   menempatkan dirinya diantara saingannya. Strategi bisnis dirumuskan, diimplementasikan dan evaluasi  dengan  asumsi  persaingan.  Jika  perusahaan  ingin  menang,  atau  sekedar bertahan dalam   menghadapi persaingan maka ia harus mengadopsi sebuah strategi bisnis yang dapat menciptakan    keunggulan bersaing atas para pesaing sehingga strategi bisnis sering disebut dengan strategi bersaing.

  Ø Pengertian Strategi Bersaing
    Menurut Hunger dan Wheelen (2001, p245) strategi bersaing adalah strategi bisnis yang berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan dan mengatasi masalah bagaimana perusahaan dan pesaingnya dapat bersaing dalam bisnis dan industri.
  Ø  Kekuatan persaingan Menurut Michael E. Porter
   Menurut Michael E. Porter (Djaslim Saladin, 2004 p70), mengemukakan lima kekuatan persaingan dalam industri. Modelnya ditunjukkan dalam Gambar 2.1 Lima kekuatan tersebut adalah pesaing industri, pendatang potensial, substitusi, pembeli, dan pemasok. Lima ancaman yang ditimbulkan kekuatan tersebut adalah :
a.       Ancaman persaingan segmen yang ketat
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika telah memiliki pesaing yang banyak, kuat atau agresif. Dan bahkan menjadi lebih menarik jika segmen tersebut stabil atau menurun, penambahan kapasitas pabrik dilakukan dalam jumlah yang besar, biaya tetap tinggi, atau jika pesaing memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal di segmen tersebut. Kondisi itu akan menyebabkan sering terjadinya persaingan harga, persaingan iklan, dan pengenalan produk baru, sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk bersaing.
b.   Ancaman pendatang baru
Daya tarik suatu segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk atau keluarnya perusahaan. Segmen yang paling menarik adalah segmen yang memiliki hambatan untuk masuknya perusahaan baru yang tinggi dan hambatan untuk keluarnya perusahaan lama yang rendah. Sedikit perusahaan baru yang dapat memasuki industri, dan perusahaan yang berkinerja buruk dapat dengan mudah keluar.
c.   Ancaman produk pengganti
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi aktual atau potensial dari suatu produk.   Substitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh suatu segmen.   Perusahaan harus mengamati secara dekat kecenderungan harga produk substitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat di industri substitusi tersebut, harga dan laba dalam segmen tersebut mungkin akan menurun.

d.   Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bargaining power) yang kuat atau segmen meningkat.   Pembeli akan berusaha untuk  memaksa  agar  harga  diturunkan,  meminta  lebih  banyak  mutu  dan pelayanan, serta membuat para pesaing saling beradu, yang semuanya menjadi beban bagi profitabilitas penjual.
e. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuatitas yang mereka pasok.   Pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit substitusi, produk yang dipasok adalah produk masukan yang penting, biaya berpindah pemasok tinggi dan jika pemasok dapat melakukan integrasi ke hilir. Pertahanan terbaik adalah membangun hubungan menang-menang dengan pemasok atau memakai berbagai sumber pasokan.
Ø  Pengertian Pedagang Kaki Lima
            Pedagang kaki lima berasal dari istilah “kaki lima” yang merupakan warisan sejarah, sebab istilah ini muncul saat pemerintah jajahan Inggris di Indonesia. Pada saat itu Raffles telah mengeluarkan peraturan penggunaan jalan, yakni mengharuskan agar kiri dan kanan jalan selebar lima feet bagi pejalan kaki itu digunakan oleh pedagang untuk menggelar jualannya, karena mereka berjualan di arena lima feet tadi, kemudian dikenal sebagai pedagang kaki lima (Hernawi dalam Sudaryanti 2000:8). Menurut Eridian dalam Sudaryanti (2000:8) “Pedagang kaki lima ialah orang-orang dengan modal relatif kecil/sedikit berusaha (produksi-penjualan barang-barang/jasa-jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu dalam masyarakat”. Usaha itu dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana informal. Sementara itu Tim Peneliti dari Fakultas Hukum UNPAR Bandung dalam Sudaryanti (2000:9) memberikan batasan pedagang kaki lima sebagai berikut: “Pedagang kaki lima ialah pedagang 23 golongan ekonomi lemah yang berjualan kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa relatif kecil, modal sendiri atau modal lain, baik mempunyai tempat berdagang tetap atau tidak tetap (berpindah-pindah) di tempat-tempat yang terlarang berjualan”. Di dalam UU Nomor 9 Tahun 1995 dijelaskan bahwa pedagang kaki lima merupakan bagian dari Kelompok Usaha Kecil yang bergerak di sektor informal. Usaha kecil yang dimaksud yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan. Sementara usaha kecil informal adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pemulung. Dalam UU Nomor 9 Tahun 1995 juga ditetapkan beberapa Kriteria Usaha Kecil, antara lain:
1) memiliki kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 (satu) milyar rupiah milik warga negara Indonesia;
3) berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki;24
4) berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Usaha Kaki Lima adalah bagian dari Kelompok Usaha Kecil yang bergerak di sektor informal, yang oleh istilah dalam UU. No. 9 Tahun 1995 di atas dikenal dengan istilah “Pedagang Kaki Lima”. Jadi pedagang kaki lima adalah pedagang yang berjualan dengan modal yang relatif kecil dan segala aktivitas berdagangnya dilakukan di trotoar sebagai tempat yang dianggap strategis dalam suasana informal.

5VARIABEL  PENGARUH : STRATEGI PEMASARAN
  VARIABEL TERPENGARUH : PERSAINGAN BISNIS ANTAR PEDAGANG PAKAIAN DI MALIOBORO

                                 
VARIABEL : PERSAINGAN BISNIS
DIMENSI : - PRODUK --> INDIKATOR : VARIASI DAN KUALITAS PRODUK
              - HARGA ---> INDIKATOR : PENETAPAN HARGA DAN CARA PEMBAYARAN
              - DISTRIBUSI --> INDIKATOR: LOKASI TOKO DAN KEMUDAHAN SARANA TRASPORTASI
               - PROMOSI --> PENYAMPAIAN INFORMASI, PEMBERIAN HADIAH DAN POTONGAN HARGA

VARIABEL : STRATEGI BISNIS
DIMENSI : SWOT --> INDIKATOR: KOMBINASI ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS, Strategi ST, Strategi SO, Strategi WO dan Strategi WT.


ANALISIS SWOT menurut Rangkuti ( 2004) adalah idetintifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weaknes serta lingkungan eksternal opportunities dan treaths yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara factor eksternal peluang (opportunities)  dan ancaman (treaths) dengan factor internal kekuatan (strengths )dan kelemahan (weaknes). Untuk membuat suatu rencana kita harus mengevaluasi faktor ekstern maupun faktor internal. Analisis faktor-faktor haruslah menghasilkan adanya kekuatan (strength) yang dimiliki oleh suatu organisasi, serta mengetahui kelemahan (kelemahan) yang terdapat pada organisasi itu. Sedangkan analisis terhadap faktor eksternal harus dapat mengetahui kesempatan (opportunity) yang terbuka bagi organisasi serta dapat mengetahui pula ancaman (treath) yang dialami oleh organisasi yang bersangkutan. Analisis untuk mengetahui strength, weaknesses, opportunity, dan treath sering disebut analisis SWOT yang merupakan singkatan dari keempat hal tersebut (Drs. H. Indrito Gitosudarmo, 2000:36).  Setelah kita mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan yang terbuka, serta ancaman-ancaman yang dialaminya, maka kita dapat menyusun suatu rencana atau strategi yang mencakup tujuan yang telah ditentukan.  Rencana strategi tersebut kemudian haruslah kita terjemahkan ke dalam rencana-rencana operasional yang mencantumkan adanya target-target yang harus kita capai.Kemudian rencana operasional itu harus kita terjemahkan ke dalam satu satuan uang yang menjadi anggaran operasional.

 Metodologi Penelitian
-    Jenis Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif  survey.  Metode deskriptif menurut Whitney (1960) dalam Nazir (2003), merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Selain itu, metode deskriptif ini memilki tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

   Teknik Pengumpulan Data
Agar mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Kuesioner
Dalam penelitian ini kuesioner diperlukan untuk mendapatkan data strategi bisnis dalam persaingan bisnis antar pedagang kaki lima di Malioboro.  Adapun bentuk pertanyaan dengan multiple choice dengan telah memberikan alternative jawaban yang sudah disiapkan oleh peneliti. Dengan demikian responden hanya menjawab satu jawaban dari masing-masing pertanyaan yang telah disiapkan.

Lokasi penelitian
Jl. Malioboro, Yogyakarta, Indonesia




DAFTAR PUSTAKA
L RIFA ATU...‎N NURUL - ‎2012 -  eprints.uny.ac.id/7990/3/BAB%202-05404241009.pdf  
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta :LP3ES.
strategi pemasaran dalam persaingan bisnis library.usu.ac.id/.../fe/manajemeN arlina%20lbs3.pdf
pengaruh strategi pemasaran terhadap kinerja pemasaran dan ...eprints.undip.ac.id/16423/1/Andi_Listyarso.pdf
Metodologi penelitian dan definisi operasional dan ...www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1manajemen/205111049/bab3.pdf

BAB 2 LANDASAN TEORI thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00143-MN%20Bab%202.pdf




Oleh: Afila,Foeby, Rani

0 komentar:

Posting Komentar