PENGARUH STRATEGI BISNIS
TERHADAP PERSAINGAN BISNIS
ANTAR PEDAGANG KAKI LIMA DI MALIOBORO
Latar
Belakang
Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) adalah sebuah daerah otonomi setingkat propinsi di Indonesia
dengan ibukota propinsinya adalah Yogyakarta, sebuah kota dengan berbagai
predikat, baik dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota
perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Sebutan
Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam
kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua
setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti
wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata belanja,
bahkan yang terbaru wisata malam. Wisata belanja yang dari dulu dan sampai
sekarang ini selalu diminati para wisatawan baik domestik maupun mancanegara
adalah wisata belanja di kawasan Malioboro. Jalan Malioboro merupakan pusat
keramaian di Yogyakarta karena kota ini berada di jantung kota Yogyakarta.
Selain itu, Malioboro menjadi tempat yang banyak menyediakan fasilitas
perbelanjaan seperti toko. Akan tetapi cirri khas dari jalan ini ditunjukan
dari banyaknya jumlah pedagang kaki lima yang memadati hampir di setiap sudut
jalan. Banyaknya jumlah pedagang kaki lima di Malioboro cenderung menimbulkan
persaingan bisnis di antara mereka.
Persaingan adalah
hal yang sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Persaingan
perusahaan untuk berprestasi atau mencapai kinerja yang tinggi dengan
menerapkan strategi, bertujuan mencapai posisi yang menguntungkan dan kuat
untuk membendung persaingan dalam industri. Michael Porter (1980, p.49)
menyatakan ada lima sumber kekuatan persaingan yang harus diantisipasi dan
dipahami perusahaan, agar dapat menyusun strategi bersaing sehingga mampu memenangkan
persaingan. Kelima kekuatan persaingan tersebut adalah ancaman
datang dari supplier, ancaman pendatang baru, ancaman dari konsumen, ancaman
dari perusahaan yang menghasilkan produk substitusi, dan ancaman dari
perusahaan sejenis. Hal ini sebagai gambaran bahwa persaingan dalam
dunia bisnis semakin hari semakin ketat. Oleh karena itu, manajemen operasi
harus dapat menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Perusahaan harus
merancang strategi untuk mencapai tujuannya (Kotler,2000), sehingga hasil
strategis yang diinginkan berupa daya saing, dan profitabilitas yang tinggi
dapat dicapai (Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2001). Berdasarkan hal tersebut, untuk mengatasi persaingan antar pedagang kaki lima di
Malioboro diperlukan strategi bisnis tertentu dari pedagang kaki lima sendiri
agar usaha bisnis mereka masih bisa berjalan dan berlangsung lama. Hal
ini jugalah yang menjadi alasan para penulis melakukan penelitian, para penulis
ingin mengetahui strategi bisnis apa yang digunakan oleh pedagang kaki lima di
Malioboro dalam mengatasi persaingan.
2Rumusan
Masalah :
Apakah ada pengaruh strategi
bisnis terhadap
persaingan bisnis antar pedagang kaki
lima di Malioboro?
3Tujuan
Penelitian :
Untuk mengetahui pengaruh strategi
bisnis terhadap persaingan bisnis antar pedagang kaki
lima di Malioboro.
4Kerangka
Konsep
Ø Strategi Bisnis
Strategi
bisnis ini sering juga disebut strategi
bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya
strategi pemasaran,
strategi
produksi
atau
operasional,
strategi
distribusi, strategi
organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Ø Pengertian Strategi Bisnis
- Tunggal, AW (2004, p121) menyatakan strategi bisnis merupakan
dasar dari usaha yang
dikoordinasi dan ditopang, yang
diarahkan terhadap pencapaian tujuan usaha jangka
panjang.
- - Menurut Hariadi (2003, p34) strategi bisnis
merupakan rencana strategi
yang terjadi pada tingkat divisi dan dimaksudkan bagaimana membangun dan
memperkuat posisi bersaing
produk atau jasa perusahaan dalam industri atau
pasar tertentu yang dilayani divisi
tersebut.
- Menurut
Craig dan Grant, RM (2003, p127) strategi bisnis adalah kebijakan
dan pedoman yang
menetapkan bagaimana
sebuah
perusahaan
bersaing
dalam sebuah industri, khususnya basis yang menjadi
landasan dimana dia berusaha untuk membangun satu keuntungan bersaing. Jadi strategi bisnis yaitu penentuan tentang bagaimana perusahaan akan
bersaing dalam bisnis akan bersaing
bisnis tertentu dan menempatkan dirinya
diantara saingannya. Strategi bisnis dirumuskan, diimplementasikan dan evaluasi dengan asumsi
persaingan. Jika
perusahaan
ingin menang,
atau
sekedar
bertahan dalam menghadapi persaingan maka ia harus mengadopsi
sebuah strategi bisnis yang dapat menciptakan keunggulan bersaing atas para pesaing
sehingga strategi bisnis sering
disebut dengan strategi bersaing.
Ø Pengertian Strategi Bersaing
Menurut
Hunger dan Wheelen (2001, p245) strategi bersaing adalah strategi bisnis yang
berfokus pada peningkatan posisi bersaing
produk dan jasa perusahaan dalam industri
atau segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan dan mengatasi
masalah bagaimana perusahaan
dan pesaingnya dapat bersaing
dalam bisnis dan industri.
Ø
Kekuatan persaingan Menurut
Michael E. Porter
Menurut Michael E. Porter (Djaslim
Saladin, 2004 p70), mengemukakan lima
kekuatan persaingan dalam industri.
Modelnya ditunjukkan dalam Gambar 2.1 Lima kekuatan tersebut adalah pesaing industri,
pendatang potensial, substitusi, pembeli,
dan pemasok. Lima ancaman yang ditimbulkan kekuatan tersebut adalah
:
a. Ancaman
persaingan segmen
yang ketat
Suatu
segmen menjadi tidak menarik jika telah memiliki pesaing yang
banyak, kuat atau agresif. Dan bahkan
menjadi lebih menarik jika segmen tersebut stabil atau
menurun, penambahan kapasitas
pabrik dilakukan dalam jumlah yang besar, biaya
tetap tinggi, atau jika pesaing
memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal di segmen tersebut. Kondisi itu akan menyebabkan
sering terjadinya persaingan harga,
persaingan iklan,
dan pengenalan produk baru,
sehingga akan menjadi sangat
mahal bagi perusahaan
untuk bersaing.
b. Ancaman pendatang baru
Daya tarik suatu segmen berbeda-beda menurut
tingginya hambatan untuk masuk
atau keluarnya perusahaan. Segmen yang paling
menarik adalah segmen yang
memiliki hambatan untuk masuknya perusahaan baru yang tinggi dan hambatan untuk keluarnya perusahaan lama yang rendah. Sedikit
perusahaan baru yang dapat memasuki industri, dan perusahaan yang berkinerja buruk
dapat dengan mudah keluar.
c. Ancaman produk
pengganti
Suatu
segmen menjadi tidak menarik jika
terdapat substitusi aktual atau
potensial dari suatu
produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh
suatu segmen. Perusahaan harus mengamati secara dekat kecenderungan harga produk substitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat
di industri substitusi tersebut, harga dan laba dalam
segmen tersebut mungkin akan menurun.
d. Ancaman peningkatan kekuatan posisi
tawar pembeli
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bargaining power) yang kuat atau segmen meningkat. Pembeli akan berusaha untuk memaksa agar
harga
diturunkan, meminta
lebih
banyak
mutu
dan pelayanan, serta membuat para pesaing saling
beradu, yang semuanya
menjadi beban bagi
profitabilitas penjual.
e. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar
pemasok
Suatu
segmen menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuatitas yang mereka pasok.
Pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka
terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit substitusi, produk
yang dipasok adalah
produk masukan yang penting,
biaya berpindah pemasok tinggi dan jika pemasok dapat melakukan integrasi
ke hilir. Pertahanan terbaik adalah
membangun hubungan menang-menang dengan pemasok atau memakai berbagai sumber pasokan.
Ø Pengertian
Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki
lima berasal dari istilah “kaki lima” yang merupakan warisan sejarah, sebab
istilah ini muncul saat pemerintah jajahan Inggris di Indonesia. Pada saat itu
Raffles telah mengeluarkan peraturan penggunaan jalan, yakni mengharuskan agar
kiri dan kanan jalan selebar lima feet bagi pejalan kaki itu digunakan
oleh pedagang untuk menggelar jualannya, karena mereka berjualan di arena lima feet
tadi, kemudian dikenal sebagai pedagang kaki lima (Hernawi dalam Sudaryanti
2000:8). Menurut Eridian dalam Sudaryanti (2000:8) “Pedagang kaki lima ialah
orang-orang dengan modal relatif kecil/sedikit berusaha (produksi-penjualan
barang-barang/jasa-jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu
dalam masyarakat”. Usaha itu dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap
strategis dalam suasana informal. Sementara itu Tim Peneliti dari Fakultas
Hukum UNPAR Bandung dalam Sudaryanti (2000:9) memberikan batasan pedagang kaki
lima sebagai berikut: “Pedagang kaki lima ialah pedagang 23 golongan ekonomi
lemah yang berjualan kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa relatif kecil,
modal sendiri atau modal lain, baik mempunyai tempat berdagang tetap atau tidak
tetap (berpindah-pindah) di tempat-tempat yang terlarang berjualan”. Di dalam
UU Nomor 9 Tahun 1995 dijelaskan bahwa pedagang kaki lima merupakan bagian dari
Kelompok Usaha Kecil yang bergerak di sektor informal. Usaha kecil yang
dimaksud yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi
kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan.
Sementara usaha kecil informal adalah usaha yang belum terdaftar, belum
tercatat dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah
tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pemulung.
Dalam UU Nomor 9 Tahun 1995 juga ditetapkan beberapa Kriteria Usaha Kecil,
antara lain:
1)
memiliki kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah, tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
2)
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 (satu) milyar rupiah milik
warga negara Indonesia;
3) berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki;24
4) berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha
yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Usaha Kaki Lima adalah bagian dari Kelompok Usaha
Kecil yang bergerak di sektor informal, yang oleh istilah dalam UU. No. 9 Tahun
1995 di atas dikenal dengan istilah “Pedagang Kaki Lima”. Jadi pedagang kaki
lima adalah pedagang yang berjualan dengan modal yang relatif kecil dan segala
aktivitas berdagangnya dilakukan di trotoar sebagai tempat yang dianggap
strategis dalam suasana informal.
5VARIABEL
PENGARUH : STRATEGI PEMASARAN
VARIABEL TERPENGARUH : PERSAINGAN BISNIS ANTAR PEDAGANG PAKAIAN DI MALIOBORO
VARIABEL : PERSAINGAN BISNIS
DIMENSI : - PRODUK --> INDIKATOR : VARIASI DAN KUALITAS PRODUK
- HARGA ---> INDIKATOR : PENETAPAN HARGA DAN CARA PEMBAYARAN
- DISTRIBUSI --> INDIKATOR: LOKASI TOKO DAN KEMUDAHAN SARANA TRASPORTASI
- PROMOSI --> PENYAMPAIAN INFORMASI, PEMBERIAN HADIAH DAN POTONGAN HARGA
DIMENSI : SWOT --> INDIKATOR: KOMBINASI ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS, Strategi ST, Strategi SO, Strategi WO dan Strategi WT.
ANALISIS SWOT menurut Rangkuti ( 2004) adalah
idetintifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi
pemasaran. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weaknes serta
lingkungan eksternal opportunities dan treaths yang dihadapi dunia bisnis.
Analisis SWOT membandingkan antara factor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (treaths) dengan factor internal kekuatan (strengths )dan kelemahan (weaknes).
Untuk membuat suatu rencana kita harus mengevaluasi
faktor ekstern maupun faktor internal. Analisis faktor-faktor haruslah
menghasilkan adanya kekuatan (strength) yang dimiliki oleh suatu
organisasi, serta mengetahui kelemahan (kelemahan) yang terdapat pada
organisasi itu. Sedangkan analisis terhadap faktor eksternal harus dapat
mengetahui kesempatan (opportunity) yang terbuka bagi organisasi serta
dapat mengetahui pula ancaman (treath) yang dialami oleh organisasi yang
bersangkutan. Analisis untuk mengetahui strength, weaknesses, opportunity, dan
treath sering disebut analisis SWOT yang merupakan singkatan dari
keempat hal tersebut (Drs. H. Indrito Gitosudarmo, 2000:36). Setelah
kita mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan yang terbuka, serta
ancaman-ancaman yang dialaminya, maka kita dapat menyusun suatu rencana atau
strategi yang mencakup tujuan yang telah ditentukan. Rencana
strategi tersebut kemudian haruslah kita terjemahkan ke dalam rencana-rencana
operasional yang mencantumkan adanya target-target yang harus kita
capai.Kemudian rencana operasional itu harus kita terjemahkan ke dalam satu
satuan uang yang menjadi anggaran operasional.
Metodologi Penelitian
- Jenis
Pengumpulan Data
Penelitian
ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian
deskriptif survey. Metode deskriptif
menurut Whitney (1960) dalam Nazir (2003), merupakan pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Selain itu, metode deskriptif ini memilki tujuan
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Teknik Pengumpulan Data
Agar mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan
penelitian ini, maka pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Kuesioner
Dalam penelitian ini kuesioner
diperlukan untuk mendapatkan data strategi bisnis dalam persaingan
bisnis antar pedagang kaki lima di Malioboro.
Adapun bentuk pertanyaan dengan multiple choice dengan telah
memberikan alternative jawaban yang sudah disiapkan oleh peneliti. Dengan
demikian responden hanya menjawab satu jawaban dari masing-masing pertanyaan
yang telah disiapkan.
Lokasi
penelitian
Jl. Malioboro, Yogyakarta, Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
L RIFA ATU...N NURUL
- 2012 - eprints.uny.ac.id/7990/3/BAB%202-05404241009.pdf
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian
Survai. Jakarta :LP3ES.
strategi pemasaran dalam persaingan bisnis library.usu.ac.id/.../fe/manajemeN arlina%20lbs3.pdf
pengaruh
strategi pemasaran terhadap kinerja pemasaran dan ...eprints.undip.ac.id/16423/1/Andi_Listyarso.pdf
Metodologi penelitian dan definisi operasional dan ...www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1manajemen/205111049/bab3.pdf
BAB 2
LANDASAN TEORI thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00143-MN%20Bab%202.pdf
Oleh: Afila,Foeby, Rani
Oleh: Afila,Foeby, Rani
0 komentar:
Posting Komentar