Focuso Market Research

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wide Network

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Creativity with a difference

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Quantitative Research Methods

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Professional Staff

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 25 Maret 2014

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
(STUDI KASUS DI LEBAK SUMBERADI MLATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

Penelitian yang dilakukan di Lebak Sumberadi Mlati Sleman DIY ini dengan tujuan untuk mengetahui pemberdayaan perempuan melalui pengembangan pendidikan. Dengan total penduduk 121 orang yang dimana ada 51 laki-laki dan 70 perempuan.
Dari total penduduk ada 121 orang diantaranya balita sejumlah 12 orang, anak-anak atau TK ada 4 orang, sekolah dasar ada 9 orang,  remaja atau SLTP ada 2 orang, pemuda atau SMA ada 15 orang, mahasiswa ada 4 orang, bapak-bapak ada 36 orang, ibu-ibu ada 28 orang dan lansia ada 11 orang.
Yang menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diantaranya 3 laki-laki dan 1 perempuan. Sekolah Dasar (SD) diantaranya 4 laki-laki dan 5 perempuan. Tidak ada yang sedang menempuh pendidikan SLTP/sederajat. Sekolah Lanjut Tingkat Atas diantaranya 1 laki-laki dan 2 perempuan. Mahasiswa diantaranya 1 laki-laki dan 3 perempuan. Untuk lulusan SLTP dan SLTA yang melanjutkan bekerja ada 14 orang yang diantaranya bekerja di supermarket ada 3 orang dan toko ada 11 orang. Untuk bapak-bapak dan ibu-ibu diantaranya mencapai pendidikan tingkat SLTP dan SLTA.
Jenis pekerjaan di Lebak Sumberadi Mlati Sleman DIY ini diantaranya pedagang (warung dan barang bekas), tukang bangunan, pegawai pabrik, guru SLTP. Selebihnya adalah sebagai ibu rumah tangga dan tidak mempunyai pekerjaan tetap maupun serabutan.
Perempuan yang tidak melanjutkan pendidikan tingkat SLTA lebih memilih untuk bekerja di luar rumah seperti toko dan ibu-ibu rumah tangga lebih kepada mengurusi urusan rumah tangga, bekerja pada ranah domestik bukan pada ranah publik.



Oleh: Afila Asih 

Penggunanan Jenis Produk Original dan KW

Penggunanan Jenis Produk Original dan KW
Jenis produk yang memiliki kualitas Original adalah produk yang merupakan barang resmi dari pihak pembuatnya. Membeli produk Original, juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang membelinya apalagi jika merk produk tersebut cukup terkenal di dunia. Barang original yang dibeli bisa didasarkan bukan karena kebutuhan tetapi ingin lebih kepada meningkatkan status social dikalangan pertemanan.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan pertemanan, mempengaruhi seseorang untuk membeli pjenis produk original agar tetap dapat meningkatkan status social mereka dikalangan pertemanan mereka. Diperoleh hasil:
Responden yang mengguanakan barang original:
1        Dessi Wulandari (Karyawan, 22 tahun)
Ismawati (Mahasiswi, 20 tahun,)
Anissa Rahayu Ningtyas Saputry (Mahasiswi, 20 tahun)
M. Wildan Faraz (Mahasiswa, 20 tahun)
Irvan Putra (Mahasiswa, 21 tahun)
Devi Tyas Kusuma (Mahasiswi, 20 tahun)
 Miranti Kusuma Sari (Mahasiswi, 20 tahun)
Fadillah Asmarani (Mahasiswi, 20 tahun)
Rini Ardiani (Mahasiswi, 20 tahun)
Brian (Mahasiswa, 20 tahun)
Merk barang yang digunakan:
1Nike
2Nevada
3Yongki Komaladi
4Sophie Martin
5 Gucci
6 Guess
7 Cardinal
8 Adidas
9 Reebok
  Channel
Responden yang menggunakan barang imitasi atau kw:
1Dyah Rini Wulandari (Mahasiswi, 20 tahun)
2 Anggita (Mahasiswi, 21 tahun)
3 Audy (Sekolah Pelayaran, 20 tahun)


Dari 13 responden didapatkan hasil, bahwa responden yang menggunakan jenis produk original sebanyak 10 orang. Dengan alas an mereka menggunakan  jenis produk original yaitu, meskipun harga mahal tetapi barang lebih tahan lama, produk original yang dipakai bisa meningkatkan status social mereka, karena lingkungan pertemana dari 10 responden menggunaka jenis produk original, sehingga membuat mereka mnegguanakan jenis produk original. Sedangkan 3 responden yang menggunakan produk imitasi atau kw, beralasan karena produk yang original memiliki harga yang lebih mahal, lingkungan pertemanan tidak memberikan pengaruh bagi mereka untuk membeli jenis produk yang original.



Oleh: Ferina Anistya

Maraknya Parfum Isi Ulang

Maraknya Parfum Isi Ulang
Parfum bukan lagi barang tersier atau sekunder. Kian Berkembang Penggunaan parfum sekarang bukan hanya sebagai pelengkap penampilan, namun sudah menjadi kebutuhan.
Pria maupun wanita rela mengeluarkan dana besar setiap bulan, hanya untuk membeli sebotol parfum agar tetap tampil prima sepanjang hari.
Dengan wewangian yang memikat, parfum telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Dulu, parfum dianggap sebagai barang mewah yang harganya selangit, sehingga tidak semua orang bisa membelinya. Sekarang ini keberadaan parfum telah merakyat. Masyarakat kelas bawah mulai bisa leluasa memilih jenis parfum dengan harga terjangkau. Hal ini didukung oleh banyaknya bisnis parfum isi ulang di pinggir jalan hingga pusat perbelanjaan moderen dan semakin mematikan perusahaan kosmetik resmi. Seperti contohnya parfum bermerek Bulgari, Hugo Boss yang biasanya dibanderol ratusan ribu sampai jutaan rupiah bisa dibeli dengan harga puluhan ribu rupiah saja.
Manfaat dari memakai parfum itu sendiri adalah meningkatkan kepercayaan diri.  Menghirup aroma yang menyenangkan, mempesona, baik untuk pikiran, tubuh dan jiwa, akan memberikan kekuatan batin yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia luar.

Anggita (21th) : produk  yang sering digunakan yaitu parfum Victoria sweet, tempat pembelian di toko dan harga yang cukup terjangkau.
Dhila (20th) : produk  yang sering digunakan yaitu parfum isi ulang tempat pembelian di Aroma, karena harumnya tidak kalah dengan parfum bermerk dan lebih murah.
Atika (23th) : produk  yang sering digunakan yaitu parfum isi ulang tempat pembelian di Riana Parfum, nyaman dengan wanginya.
Brian (20th) : produk  yang sering digunakan yaitu parfum Axe Coklat.
Audi (20th) : produk  yang sering digunakan yaitu parfum  Gatsbi
Rizki (20th) : produk  yang sering digunakan yaitu parfum isi ulang tempat pembelian Aroma.
Aam (24th) : produk  yang sering digunakan yaitu parfum Bulgari Blue tepat pembelian di online shop.
Yones (23th) :  produk  yang sering digunakan yaitu parfrum Isi ulang.
Indah (20th) : produk  yang sering digunakan yaitu parfum Isi ulang.
Nurvi (20th) : produk  yang sering digunakan yaitu parfum Isi ulang.

Dari 10 responden 6 responden lebih sering menggunakan produk isi ulang. Kemudian  4 responden lebih sering menggunakan  produk parfum yang sering ditemukan di toko – toko dan diiklankan di televisi.



Oleh: Tri Dahriatin 



Penggunaan Merk Kosmetik di Kalangan Mahasiswi

Penggunaan Merk Kosmetik Di Kalangan Mahasiswa

Kecantikan adalah suatu hal yang didambakan setiap perempuan. Pada saat itu diperuntukkan bagi para perempuan dan anak - anak. Semenjak usia dini, perempuan diajarkan untuk menganggap penampilan fisiknya sebagai salah satu faktor penting dalam menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri. Pada masa kini juga, biasanya perempuan akan mendapatkan pujian lebih karena karakter feminimnya, seperti cantik, halus tutur katanya, sopan, manis dan manja. Karena itu, bagi perempuan penampilan menjadi sesuatu yang penting.

Pemakaian kosmetik ini diperlukan oleh semua orang khususnya wanita, ingin tampil cantik merupakan hal yang alami bagi wanita. Bila ditelisik lebih lanjut, konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk. Hal demikian juga dialami oleh mahasiswi dalam mempertimbangkan keputusan pembelian produk Kosmetik yang dipengaruhi motivasi yang bersifat psikologis/ persepsi. Persepsi konsumen belum tentu menghasilkan penilaian yang sama karena tidak semua konsumen memiliki pengetahuan lengkap mengenai kondisi produk tersebut, yang nantinya berdampak pada minat pembelian produk Kosmetik.

Kosmetik adalah bahan untuk digosokkan, ditaburkan, disiramkan, dioleskan atau disemprotkan, pada kulit orang yang normal (kulit yang normal, yaitu kulit yang telah mengalami perubahan terdahulu, misalnya ”scarring” atau tanda yang dibawa lahir), dengan tujuan membersihkan, mempercantik, menyokong penampilan yang menarik dan bahan kosmetik ini adalah bahan yang tidak mengganggu kemampuan phsysiology kulit (Nasution, 2008).

Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan (Tranggono, 2007).

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya, konsumen tertarik pada produk kita dan berkeingan untuk membeli produk tersebut. Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk didasari dengan adanya minat beli. Maka dari itu minat beli mempunyai faktor yang kuat terhadap keputusan pembelian suatu produk.

Responden :

1. Woro Muttaqiyatin (20 tahun) : menggunakan merk maybeline dan viva
2. Rosa ( 18 tahun ) : menggunakan merk reflon.
3. Larisa Clara ( 19 tahun ) : menggunakan merk kosmetik maybeline.
4. Fika ( 19 tahun ) : menggunakan merk kosmetik maybeline
5. Regina ( 22 tahun ) : menggunakan merk kosmetik body shop, maybeline, reflon, NYx, Etude, face shop, mineral, Lt pro dan Sk2.
6. Delby ( 21 tahun ) : menggunakan merk kosmetik garnier.
7. Gloria  ( 20 tahun ) : menggunakan merk kosmetik reflon, maybeline dan la tulipe.
8. Dita ( 20 tahun ) : menggunakan merk kosmetik maybeline.
9. Anggita ( 21 tahun ) : menggunakan merk kosmetik wardah.
10. Rizky ( 20 tahun ) : menggunakan bedak baby
11. Dhila ( 20 tahun ) : wardah
12. Rini ardiani ( 20 tahun ) : menggunakan merk kosmetik  wardah.
13. Nurfi ( 20 tahun ) : menggunakan merk kosmetik Sari ayu.
14. Indah mega lestari ( 20 tahun ) : menggunakan merk kosmetik wardah.

Berdasarkan hasil survei dari 14 responden, 8 responden lebih menggunakan merk kosmetik maybeline untuk menunjang penampilan mereka.

Nama : foeby lakasa

Senin, 24 Maret 2014

KFC atau McD?

Di era globalisasi kebutuhan akan makanan juga menjadi hal yang mendapat perhatian. Efektifitas dan berharganya waktu menjadi alasan, orang membutuhkan makanan yang cepat saji. Di Indonesia kita mengenal berbagai restoran cepat saji, namun KFC dan McD merupakan 2 restoran yang paling terkenal.

KFC (dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken) adalah suatu merek dagang waralaba dari Yum! Brands, Inc., yang bermarkas diLouisville, KentuckyAmerika Serikat. Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC dikenal terutama karena ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam bucket.
Col. Sanders mulai menjual ayam gorengnya di pom bensin miliknya pada tahun 1939 di Corbin, Kentucky yang selanjutnya pindah ke sebuah motel. Ia menutup usahanya pada akhir 1940-an sewaktu jalan tol Interstate melalui kotanya. Pada awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika Serikat dan bertemu dengan Pete Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun 1952 bersama-sama mendirikan restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di dunia (restoran pertamanya tidak menggunakan nama tersebut). Sanders menjual seluruh waralaba KFC pada tahun 1964 senilai 2 jutaUSD, yang sejak itu telah dijual kembali sebanyak tiga kali. Pemilik terakhir adalah PepsiCo, yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global Restaurants yang sekarang dikenal sebagai Yum! Brands, Inc. Pada tahun 1997, Tricon terpisah dari PepsiCo. Di Indonesia, pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk (IDXFAST) yang didirikan oleh Kelompok Usaha Gelaelpada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Restoran KFC pertama di Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1979 di Jalan MelawaiJakarta.

KFC
Anak Perusahaan (Cabang)
Industri
Restoran
Didirikan
1930 (asli) 1952 (monopoli)
Pendiri
Kantor pusat
1441 Gardiner Lane, Louisville, Kentucky, (OperationalHeadquarters)
Delaware, (Incorporation)
Jumlah lokasi
17,000 (2012)
Tokoh penting
David C. Novak, Kepala dan CEOdari Yum! BrandsRoger Eaton, Kepala dan CEO KFC
Produk
Pendapatan
US$ 9.2 billion (2011)
Karyawan
455,000 (2010)
Slogan
Follow your taste (2006–2010)
So good
 (2010–sekarang)
Situs web

McDonald's Corporation NYSEMCD (di Indonesia terkenal dengan sebutan McD, dibaca Mek-di) adalah rangkaian rumah makan siap sajiterbesar di dunia. Hidangan utama di restoran-restoran McDonald's adalah hamburger, namun mereka juga menyajikan minuman ringankentang gorengfilet ayam dan hidangan-hidangan lokal yang disesuaikan dengan tempat restoran itu berada. Lambang McDonald's adalah dua busur berwarna kuning yang biasanya dipajang di luar rumah-rumah makan mereka dan dapat segera dikenali oleh masyarakat luas.
Restoran McDonald's pertama didirikan pada tahun 1940 oleh dua bersaudara Dick dan Mac McDonald, namun kemudian dibeli oleh Ray Kroc dan diperluas ke seluruh dunia.
Sampai pada tahun 2004, McDonald's memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 50.000.000 orang dan pengunjung per hari dan rumah makan 1.700 orang.
Restoran McDonald's pertama di Indonesia terletak di SarinahJakarta dan dibuka pada 23 Februari 1991. Berbeda dari kebanyakan restoran McDonald's di luar negeri, McDonald's juga menjual ayam goreng dan nasi di restoran-restorannya di Indonesia.
Pada 1 Oktober 2009 McDonald's berubah menjadi Tony Jack's Indonesia tetapi tidak seluruh gerai McDonald's. Terdapat 13 gerai McDonald’s milik Bambang Rachmadi yang berubah antara lain berlokasi di Sarinah (Thamrin), Melawai Plaza, Blok M PlazaArionKelapa GadingSunterBandung Indah PlazaPlaza SurabayaBandara Soekarno-Hatta, ITC Mangga Dua, Citra Land, Gajah Mada Plaza, dan Kebon Jeruk. Tak lama kemudian, pada tahun 2010 Tony Jack's Indonesia bangkrut dan diambil ahli oleh McDonald's. Pesan diantar di seluruh wilayah di Indonesia dapat dihubungi melalui telepon yaitu 14045. Slogan McDonald's di Indonesia adalah Manalagi selain di McD (1999-2003) dan I'm lovin' it (2003-sekarang)

McDonald's
Industri
Restoran
Didirikan
15 Mei 1940 in San Bernardino,California;
McDonald's
 Corporation, April 15, 1955 in Des Plaines, Illinois
Pendiri
Dick dan Mac McDonald Konsep restoran McDonald's;
Ray Kroc, Pemilik perusahaan McDonald's.
Kantor pusat
Jumlah lokasi
32,000+ Internasional[1]
Daerah layanan
Internasional
Tokoh penting
Produk
Pendapatan
 US$ 24.075 billion (2010)[2]
 US$ 7.473 billion (2010)[2]
 US$ 4.949 billion (2010)[2]
 US$ 31.975 billion (2010)[2]
 US$ 14.634 billion (2010)[2]
Karyawan
400,000 (Januari 2010)[2]
Situs web
Kotak ini: 
·         lihat

·         bicara

·         sunting
Pertanyaan: Jika anda makan fast food, anda lebih memilih makan dimana?
Dari 10 responden ( 5 responden perempuan dan 5 responden laki-laki ), semua memilih makan di KFC.
Faktor apa yang mempengaruhi para responden makan di KFC?
-          Produk
-          Harga
-          Fasilitas

Data responden dan jawaban:
Tirza Agata (21 tahun, mahasiswi) à produk, harga, fasilitas
Puji Wijaya (23 tahun, mahasiswi) àharga dan produk
Stepahnie Joy (22  tahun, wiraswasta) à produk
Monika Setyaningsih (21 tahun,kerja) à produk
Stefanus Febrianto (19  tahun, mahasiswa) à harga
Jimmi (22 tahun, kerja) à fasilitas
Ezra Sonjaya (21 tahun, mahasiswa) à produk
Charles Herman (21 tahun, kerja) à produk
Ricky Suswanto (23 tahun, kerja) à harga
Sebagian besar responden menjawab, bahwa alasan mereka memilih KFC karena produknya (rasa,variasi menu)



Referensi: 




Oleh: Rani

Selasa, 18 Maret 2014

Hasil Survey

Focuso Fashion Bus

Oleh:
Afila Asih Sejati
Ferina Anistya Fabriningrum
Foeby Lakasa
Rani Lestari
Tri Dahriatin Dahlan H. M

Penelitian yang dilakukan di Sleman DIY bertujuan untuk merumuskan strategi pemasaran dalam merebut peluang besar dan mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan masyarakat umum dengan pemasaran melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran, memantau kinerja pemasaran, dan menyempurnakan pemahaman yang dapat membuat aktitas pemasaran lebih efektif.
Berdasarkan jumlah responden yang diambil oleh peneliti sebanyak 50 responden maka didapatkan hasil jenis kelamin laki-laki sebanyak 21 responden (42%) sedangkan responden perempuan lebih banyak sebesar 29 responden (58%). Hasil usia responden sebanyak 44 responden (88%) dengan usia 18-22 tahun, 5 responden (10%) usia 23-27 tahun dan 1 responden (2%) dengan usia 28-32 tahun. Pendidikan terakhir responden, 1 responden (2%) tamatan SMP, 42 responden (88%) tamatan SMA, 1 responden (2%) tamatan Diploma dan 5 responden (10%) tamatan S1.
Status pekerjaan responden dengan 3 responden (6%) bekerja dan 47 responden (94%) tidak bekerja. Status responden dengan 1 responden (2%) sudah menikah dan 49 responden (98%) belum menikah. Hasil pengeluaran untuk produk fashion per bulan 43 responden (86%) < Rp 500.000, 6 responden (12%) Rp 1.000.000- Rp 1.499.000 dan 1 responden (2%) > Rp 2.000.000.
Mengenai departemen store menjadi tempat pertama mencari produk fashion yang diinginkan sebanyak 22 responden (46%) menjawab YA sedangkan 27 responden (54%) menjawab TIDAK. Mengenai sebelum berbelanja produk fashion rsponden yang merencanakan untuk membeli sebear 8 responden (16%) merencanakan atau memikirkan produk dan merek yang akan dibeli, 15 responden (30%) merencanakan atau memikirkan kategori produk yang akan dibeli, 5 responden (10%) merencanakan atau memikirkan klasifikasi produk yang akan dibeli, 21 responden (42%) ada kebutuhan yang harus dibeli, 1 responden (2%) tidak ada kebutuhan yang perlu dipenuhi.

Mengenai responden mengetahui penjualan dengan menggunakan mobil atau bus diperoleh hasil sebesar 29 responden (58%) menjawab TAHU, 21 responden (42%) menjawab TIDAK TAHU. Mengenai sikap responden terhadap adanya fashion bus diperoleh hasil sebesar 35 responden (70%) menjawab SETUJU dan 15 responden (30%) menjawab TIDAK SETUJU.

Mengapa Orang Membeli Barang

Mengapa Orang Membeli Barang

Pertanyaan:
1- Apa yang melatarbelakangi anda untuk membeli barang?
2- Apakah anda membeli barang karena gengsi atau ingin meningkatkan status sosial?
3- Apakah anda membeli barang untuk mengikuti trend yang sedang berkembang?
4-  Apakah status sosial anda sekarang berpengaruh terhadap perilaku anda dalam membeli barang?

Berikut ini adalah hasil jawaban dari 4 pertanyaan dengan narasumber: 
1    Puji Wijaya, 24 tahun ( Mahasiswa )
Saya membe li barang melihat dari segi kegunaan dan kualitas dari barang yang akan dibeli. Membeli barang karena gengsi atau demi meningkatkan status sosial? Selama ini tidak ada motivasi saya membeli barang dengan alas an tersebut.

2    Agnes Felycia, 22 tahun ( Kerja )
Saya membeli barang dengan alasan barang yang akan dibeli bagus secara fisik dan menarik. Saya tidak mengikuti trend atau demi gengsi dalam pembelian barang. Contoh dalam pembelian gadget, biasanya saya mengunggulkan aplikasi yang dimililki dari gadget tersebut.

3    Ricky Suswanto, 23 tahun ( Kerja )
Saya membeli barang karena kebutuhan, suka, adanya discount yang ditawarkan, keanehan atau uniknya barang yang dijual. Gengsi atau meningkatkan status sosial, bisa menjadi salah satu faktor pendorong juga ketika saya akan membeli barang.

      Jimmi, 23 tahun ( Kerja )
Saya membeli barang karena adanya keinginan dan kebutuhan. Membeli barang hanya karena gengsi atau mengikuti trend, itu bukan alasan saya membeli barang
 Ada Perbedaan dalam membeli barang ketika saya sudah mempunyai penghasilan sendiri, saya semakin memanage pengeluaran untuk membeli barang yang saya butuhkan dan saya inginkan.

5    Tirza Agata, 21 tahun ( Mahasiswa )
Saya membeli barang karena kebutuhan, suka dengan barang tersebut dan uang untuk membeli barang mencukupi. Saya anak kuliahan dan kost, sehingga pengeluaran benar-benar diatur, saya harus memilih pengeluaran pokok yang harus dikeluarkan. Saya tidak terpengaruh dengan gengsi atau peningkatan status sosial. Membeli barang untuk mengikuti trend yang sedang berkembang? Ya, jika trend yang berkaitan dengan gadget.

6    Susan Novianti, 22 tahun ( Kerja )
Saya membeli barang dengan alasan untuk pemenuhan kebutuhan. Gengsi atau untuk menaikan status sosial? Tidak, itu bukan alasan saya. Saya hanya membeli barang yang saya butuhkan dan seperlunya saja.

7    Sisi Putri, 21 tahun ( Kerja )
Alasan saya membeli barang, yang pertama karena suka dan yang kedua karena kebutuhan. Membeli barang demi gengsi? Saya tidak seperti itu, prioritas saya untuk memenuhi kebutuhan, selain butuh hal yang terpenting adalah budget yang tersedia.

      Yolanda Pertiwi, 20 tahun ( Mahasiswa )
Biasanya saya membeli barang karena kebutuhan dan keunikan barang yang ada. Membeli barang karena mengikuti trend, itu alasan lain. Gengsi atau meningkatkan status sosial bukan alasan saya untuk membeli barang. Jika barang yang ditawarkan itu adalah “Limited Edition” biasanya saya akan membeli barang tersebut, meski saya harus menyisihkan lebih banyak budget untuk mendapatkannya.

9    Stephanie Joy, 22 tahun ( Wiraswasta )
Adanya kebutuhan dan fungsi barang yang akan dibeli, menjadi prioritas saya membeli barang. Gengsi dan status sosial mempengaruhi minat saya untuk membeli barang, namun porsinya tidak sebesar untuk pemenuhan kebutuhan. Saya terkadang membeli barang yang sebelumnya saya sudah punya, dalam artian fungsi dari barang itu sama tetapi secara fisik berbeda, hanya karena adanya rasa bosan.

      Charles Herman, 21 tahun ( Kerja )
Alasan saya membeli barang adalah fungsi yang dimiliki oleh barang yang akan saya beli, fungsinya yang akan bermanfaat untuk kelangsungan hidup kita. Setiap barang memang mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi belum tentu berfungsi secara maksimal untuk kita. Saya tidak menjadikan gengsi atau peningkatan status sosial dalam membeli barang. Perubahan status, dari pelajar dan masih bergantung pada orang tua dengan saya yang sekarang sudah memilki penghasilan ada perbedaannya. Saya menjadi lebih selektif dalam membeli barang, ketika saya sudah memilki penghasilan sendiri.

1    Monika Setianingsih, 21 tahun ( Kerja )
Saya membeli barang yang saya butuhkan dan karena ketertarikan dari iklan yang dibuat atau saat pertama kali melihat fisik barang yang ditawarkan. Membeli barang untuk meningkatkan gengsi atau status sosial? Bisa juga, saya terkadang memiliki motivasi itu dalam membeli barang. Status saya yang sudah bekerja terkadang menjadikan saya konsumtif karena kebebasan terhadap penghasilan saya miliki, tetapi terkadang saya membuat skala prioritas terhadap apa yang harus saya beli.

Stefanus Febrianto, 19 tahun ( Mahasiswa )
Saya membeli barang yang saya butuhkan. Gengsi atau untuk meningkatkan status sosial bukan hal melatarbelakangi saya untuk membeli barang. Sebagai anak kuliahan dan menjadi perantauan, prioritas saya terletak pada apa yang saya butuhkan saja. Perubahan dari status pelajar SMA ke status mahasiswa membawa peralihan, saya jadi lebih memiliki skala prioritas dalam membeli barang. Membeli barang untuk mengikuti trend? Jika barang yang dimaksud berkaitan dengan gadget, terkadang saya mengikuti dan membeli barang yang berkaitan dengan trend yang berkembang.

Kesimpulan:

Alasan orang untuk membeli barang yang paling banyak adalah untuk pemenuhan kebutuhan. Fungsi, kualitas barang adalah alasan kedua yang mendukung dari pemenuhan kebutuhan tersebut. Motif membeli barang karena kebutuhan dan berdasar fungsi merupakan keputusan membeli yang rasional. Gengsi atau peningkatan status sosial tidak banyak mempengaruhi orang-orang untuk membeli barang. Membeli barang karena mengikuti trend menjadi alasan beberapa orang, trend yang dimaksud rata-rata terletak pada trend “gadget”. Motif gengsi dan mengikuti trend bisa dikategorikan kedalam keputusan membeli yang irasional atau emosional. Peralihan status dari pelajar ke mahasiswa maupun bekerja mempengaruhi motivasi seseorang dalam membeli barang. Membuat skala prioritas banyak diterapkan oleh orang-orang yang statusnya sebagai mahasiswa dan hidup indekost. Peralihan dari status pelajar ke kerja, pada sebagian orang membuat mereka semakin memanage pengeluaran uttuk membeli barang, sebagian lagi justru merasa bebas untuk membeli apa saja dan menjadi konsumtif.


Oleh: Rani